DIKTI TETAPKAN UNRI SEBAGAI PUSAT UNGGULAN IPTEK GAMBUT DAN KEBENCANAAN
Riau memiliki lahan gambut yang sangat luas, yaitu kurang-lebih 4,9 juta ha atau sekitar 62% dari luas wilayah daratannya. Lahan gambut merupakan suatu bentuk lahan basah yang memiliki keunikan tersendiri, mengingat gambut merupakan material organik. Apabila lahan gambut dikeringkan dan di atasnya dilakukan pembakaran, maka gambutnya bisa ikut terbakar. Hal inilah yang menyebabkan kebakaran lahan gambut sulit dipadamkan.
Peristiwa bencana beruntun tersebut mendorong Universitas Riau (UNRI) untuk membentuk Pusat Studi Bencana (PSB) pada tahun 2015 lalu. PS yang bernaung di bawah LPPM UNRI ini diberi amanah untuk mengkaji dan menemukan solusi bagi pencegahan atau setidaknya meminimalkan dampak negatif dari bencana yang ditimbulkan. Melalui kerjasama dengan berbagai pihak, antara lain BRG, KLHK, Universitas Kyoto, Universitas Yamaguchi, RIHN dan CIFOR, para dosen yang tergabung sebagai peneliti PSB bergiat mengkaji karakteristik ekosistem gambut dan perubahan-perubahan yang dipicu oleh deforestasi serta konversi dan drainasi lahan.
Pada tahun 2023 lalu UNRI mengubah PSB menjadi PS Gambut dan Kebencanaan untuk lebih memfokuskan karakteristik wilayahnya beserta fenomena kebencanaan yang terkait. Bahkan kemudian PS ini dipromosikan sebagai Pusat Unggulan iptek (PUI Gambut dan Kebencanaan).
Menurut Dr. Sigit Sutikno, koordinator PS Gambut dan Kebencanaan, penetapan PS ini sebagai PUI oleh DIKTI tentu saja sangat menggembirakan. Hal ini bermakna DIKTI siap memberikan dukungan dana bagi pengembangan penelitian dan kelembagaan lebih lanjut hingga tiga tahun ke depan. Meskipun demikian, lanjut Sigit, hal ini juga bermakna adanya tuntutan yang semakin berat untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas PUI yang dipimpinnya.
Dr. Haris Gunawan, yang merupakan salah satu pendiri sekaligus pernah menjadi koordinator PSB (2015-2016) dan salah satu Deputi BRG (2016-2021), menambahkan bahwa PUI ini berupaya mengembangkan pengelolaan ekosistem gambut secara berkelanjutan. Dalam hal ini, dikotomi antara lingkungan dan ekonomi harus diubah menjadi integrasi antara keduanya dalam bingkai ekonomi hijau. Haris menambahkan, potensi jasa-jasa lingkungan yang dimiliki ekosistem gambut sangat menjanjikan. Sebagai contoh, terdapat peluang besar untuk menawarkan jasa ekosistem gambut sebagai penyimpan karbon dalam perdagangan karbon dunia.
Prof.Dr. Mubarak, Ketua LPPM UNRI, yang diwawancarai secara terpisah menjelaskan arti penting dari pengakuan DIKTI terhadap apa yang telah dicapai melalui penelitian-penelitian yang cukup panjang oleh civitas academica universitas ini. Pengakuan ini akan membantu meningkatkan peringkat UNRI di antara universitas-universitas lain yang ada di negara ini.