Karakteristik Spasial dan Temporal Kejadian Kebakaran Lahan Gambut di Pulau Bengkalis, Riau

Kusairi12 December 20223min00
RINGKASAN

Kebakaran lahan gambut yang biasanya terjadi pada musim kemarau sangat sulit dipadamkan karena kebakaran yang terjadi hingga di bawah permukaan lahan gambut. Sejarah membuktikan bahwa hanya hujan yang mampu memadamkan api ketika kebakaran lahan gambut sudah sangat parah. Oleh karena itu, pencegahan kebakaran lahan merupakan upaya terbaik yang perlu dilakukan. Strategi pencegahan terbaik perlu memahami dengan baik karakteristik kebakaran yang terjadi di lahan gambut berdasarkan historis yang ada. Pernelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis karakteristik kejadian kebakaran di lahan gambut dengan mengambil lokus di Pulau Bengkalis, Provinsi Riau. Secara historis, Pulau Bengkalis pernah mengalami kebakaran yang hebat pada kurun waktu tahun 2013 hingga 2015. Karakteristik yang dikaji meliputi karakteristik spasial dan temporal. Penelitian dilakukan dengan mengolah data kejadian kebakaran berdasarkan banyaknya hotspot (2001-2020) dengan confidence level >60% dan analisis citra satelit. Penelitian ini dilakukan dengan metode deleniasi citra Landsat berdasarkan sebaran data hotspot dengan teknik on/off layer yang menggunakan Geographic Information System (GIS).

Beberapa temuan penting dari penelitian ini adalah:

  1. Secara temporal, kejadian kebakaran di Pulau Bengkalis dan pulau-pulau gambut pesisir Timur Sumatera lainnya mengalami dua periode kebakaran, mengikuti periode musim kering yang terjadi, yaitu Periode-1 (Januari-Maret), dan Periode-2 (Juni-September). Karakteristik hidrologi Periode-1 memiliki durasi kering pendek namun volume ketersediaan air lebih sedikit, sedangkan Periode-2 memiliki periode kering lebih panjang dan volume ketersediaan air masih lebih banyak.
  2. Dalam 20 tahun terakhir (2001-2020), Kebakaran lahan gambut pada Periode-1 di Pulau Bengkalis lebih parah dari pada Periode-2. Hal ini berbeda dengan provinsi-provinsi pemilik lahan gambut lainnya, yang masih cukup tersedia air hujan pada awal tahun (Januari-Maret). Oleh karena itu, pemangku kepentingan diharapkan lebih dahulu siaga kebakaran di Provinsi Riau di saat awal tahun.
  3. Pulau-pulau gambut pesisir Timur Sumatera memiliki kerentanan lebih tinggi karena lebih mudah/cepat mengalami kekeringan. Hal ini karena pulau gambut memiliki daerah tangkapan hujan lebih kecil dan potensi outlet yang lebih besar.

 

Gambar. 1 Sebaran distribusi kejadian kebakaran secara spasial berdasarkan analisis Citra Satelit Landsat Tahun 2005

 

Gambar 2. Luas daerah terbakar akibat kejadian kebakaran lahan gambut di Pulau Bengkalis secara historis dari tahun 2001-2020.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TEST